Sampah dan Upaya Penanggulangannya
Budaya konsumerisme masyarakat
saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah. Di
Era Globalisasi, para pelaku usaha dan pebisnis bersaing sekeras mungkin untuk
memasarkan produknya, tidak hanya itu tapi mereka memiliki strategi bisnis
dengan mengemas produknya dengan kemasan yang menarik konsumen. Bervariasinya
kemasan produk tersebut menimbulkan peningkatan jenis dan kualitas sampah.
Sayangnya desakan menciptakan produk baru beserta kemasannya oleh para pelaku
usaha tidak dibarengi dengan memikirkan sistem pengelolaan persampahannya.
Kondisi ini seharusnya memacu
berbagai pihak untuk turut memikirkan solusi dari pengelolaan sampah, khususnya
pemerintah yang mengatur kebijakan dan para produsen sampah.
Dalam hal ini Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Bekasi telah merumuskan beberapa kegiatan untuk
memberikan sosialisasi kepada masyarakat Kota Bekasi terkait sistem pengelolaan
persampahannya, melalui berbagai kegiatan yang ada seperti Peningkatan Peran
Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup, Pembinaan Eco School,
Peringatan Hari-Hari Lingkungan Hidup, Pembersihan Sampah / Gulma di
Sungai-Sungai di Kota Bekasi (PROKASIH) dan berbagai kegiatan lainnya yang
diharapkan.
Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah
tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bacteri
pathogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit
(vector). Oleh sebab itu, sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil
mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan
sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga
untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah di sini
adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan
sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kontrol terhadap timbulan sampah,
pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, proses pembuangan akhir
sampah, di mana semua hal tersebut dikaitkan dengan prinsip – prinsip terbaik
untuk kesehatan, ekonomi, keteknikan/ engineering, konservasi,
estetika, lingkungan, juga terhadap sikap atau budaya local masyarakat itu
sendiri.
Oleh karena itu penanganan sampah
adalah bukan semata - mata tugas pemerintah. Jadi pengelolaan sampah
harus ditangani ke pendekatan sumber sampah tersebut diatas. Pendekatan
secara umum bisa dilakukan dengan prinsip 3 R yang bisa
diterapkan dalam keseharian di lingkup terkecil, yakni :
- Reduce ( mengurangi ) Meminimalisasi barang/ material yang kita gunakan
- Reuse ( memakai kembali ) Hindari pemakaian barang sekali pakai (disposable)
- Recycle ( mendaur ulang ) Sebisa mungkin, mendaur ulang barang yang tidak berguna lagi dan beralih fungsi menjadi barang lain.
Untuk itu perlu diperhatikan dalam menangani sampah disekitar kita dengan:
- Janganlah membuang sampah plastik sembarang saja. Harus dibuang di tempat sampah yang telah ditentukan. Atau sampah plastic dibakar.
- Sampah plastik jangan turut dijadikan pupuk.
- Jangan membuang sampah ke sungai atau badan-badan air lainnya.
- Janganlah membiarkan sampah dapur berserakan ke mana-mana.
- Janganlah menyemprot sampah dengan preparat chlor, misalnya D.D.T,
- Janganlah membiarkan terbuka bagian tutup bak sampah atau tempat-tempat sampah lainnya.
- Sampah dari kertas atau karton yang masih baik supaya dirobek-robek menjadi robekan yang kecil, atau dibakar saja. Ini untuk menghindari agar sampah kertas tak dikumpulkan oleh pengemis atau gelandangan